Selama ini radio mengklaim bisa menjadi media yang tercepat dalam menyajikan berita. Statement ini memang didukung dengan proses produksi berita radio yang jauh lebih simple dibandingkan dengan media yang lainnya. Hanya dengan bermodalkan alat rekam dan telpon genggam, seorang reporter radio bisa menginformasikan sesegera mungkin sesaat setelah sebuah peristiwa terjadi. Penyiarannya pun bisa dilakukan kapan saja, dengan hanya mempertimbangkan tingkat urgency dan kepentingan dari laporan tersebut.
Namun belakangan ini, klaim sebagai media penyaji berita tercepat perlu dipertanyakan. Televisi, juga sudah melakukan hal yang serupa. Untuk berita-berita yang membutuhkan kecepatan, meski belum mendapatkan visualisasi televisi bisa menayangkan suara reporternya dilengkapi dengan tampilan foto sang reporter. Televisi juga sudah mulai berani memotong acaranya kapanpun jika ada informasi penting.
Selain televisi, yang lebih mendekati dengan proses dan kecepatan berita radio adalah media online. Website pemberitaan memiliki proses produksi yang tidak bebeda jauh dengan radio. Kapanpun, berita di website bisa diperbaiki, dilengkapi dan diperbaharui. Selain itu website berita memiliki kelebihan yang tidak dimiliki radio yaitu bisa dibaca berulang-ulang dan kapanpun oleh pembacanya.
Daripada adu cepat menyajikan berita, lebih baik radio merangkul internet. Berita yang kita siarkan, bisa sekaligus dimanfaatkan untuk mengisi website radio kita. Apalagi secara teori, menulis berita untuk media online tidak terlalu berbeda dengan menulis berita untuk radio, sehingga sekali proses produksi kita bisa mempersiapkan naskah untuk 2 media sekaligus, yaitu internet dan radio.
Menulis berita online:
1. Keep it short
Seperti halnya berita radio, berita di media online tidak perlu dibuat berpanjang lebar. Idealnya, panjang berita bisa dibuat antara 150 sampai 500 kata. Bahkan untuk berita terkini / updating news cukup dibuat sekitar 50 kata. Alasan pertama adalah untuk mengantisipasi kebiasaan peselancar dunia maya yang cenderung tidak tahan berlama-lama membaca naskah berita di layar komputer. Alasan kedua adalah untuk mengantisipasi kecenderungan pembaca internet yang lebih suka melakukan pencarian menggunakan kata-kata tertentu, sehingga semakin ringkas suatu berita isinya akan semakin mudah diserap oleh pembaca.
2. Keep it simple
Pembaca berita online juga cenderung mudah berpindah-pindah halaman. Mereka memerlukan informasi yang bisa dipahami dalam waktu singkat. Begitu pembaca merasa sulit memahami tulisan kita, mereka akan segera pergi untuk mencari informasi serupa dari situs yang lain. Untuk itu dalam pembuatan berita online diperlukan penggunaan kata-kata yang sederhana, tidak berbelit-belit dan mudah dipahami. Selain itu, perlu juga dihindari pengulangan kata dan hilangkan penggunaan kata-kata yang tidak perlu.
2. Easy to Update:
Internet memiliki keunikan yang mirip dengan radio, yaitu bisa membuat update berita kapanpun dan dalam waktu cepat. Dengan demikian, sebuah berita di media online bisa saja dibuat berkesinambungan, selangkah demi selangkah meskipun belum lengkap 5W + 1H-nya. Yang perlu diperhatikan adalah, berita terbaru diharapkan bisa melengkapi berita sebelumnya. Saat peristiwa yang diberitakan berakhir, sebaiknya dibuat sebuah berita lengkap yang merupakan kumpulan dari potongan potongan berita yang selama ini kita publikasikan.
3. Straight
Selain naskah yang singkat dan padat, penulisan berita online sebaiknya menggunakan tidak terbiasa berlama-lama di satu halaman Pembaca berita online tak terlalu memperhatikan bahasa yang mendayu-dayu, namun yang diperhatikan adalah kata-kata tertentu yang menonjol. Ingat mereka melakukan scanning! Jadi, kurangi pengulangan kata dan kata-kata yang tak perlu dihilangkan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar